Senin, 29 September 2014

#Suratelektronikbuatpapa

Ku pastikan aku memang jarang bertemu ayah di banding ibu lantaran ayah bekerja di luar rumah, dan pulang ketika kami sama-sama letih untuk berbicara satu sama lainya.
Tapi aku percaya mungkin ibu yg kerap menelvon dan menanyakan keadaan ku setiap hari tapi aku tau sebenarnya ayahlah yg menyuruh ibu untuk menelvon ku.
Semasa kecil ibukulah yang sering mengdendongku tapi aku tau ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih.
Ayah selalau menanyakan apa yang aku lakukan seharian.
Walau beliau tak bertanya kepada ku secara langsung karena sangking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku. Ku tau ia kecup keningku dalam tidurku.
Saat aku demam ayah membentak sudah di beri tahu jangan minum es. Lantas aku merengut menjauhi ayah ku dan dan menangis didepan ibu, tapi aku tau ayah lah yang risau dengan keadaan ku tapi beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitan ku. Ketika malam aku meminta untk keluar malam dengan tegas ayah berkata tidak boleh. sadar ayahku hanya ingin menjaga ku, dan beliau yang lebih tau apa yang ada di luar karena bagi ayah aku adalah sesuatu yang berharga. Saat aku sudah di percaya olehnya ayah pun melongarkan peraturann nya maka aku kadang melonggar kan kepercayaannya. Hanya ayah lah yang setia menunggu diruang tamu dengan rasa sangat risau bahkan samapai menyuruh ibu mengontak teman teman ku untuk menanyakan ke adaan ku diamana dan sedang apa di luar. Setelah dewasa walaupun hanya ibu yang mengantarkan ku kesekolah  untuk belejar tapi aku tau ayahku yang berkata “bu temani anak mu, aku akan mencari nafkah untuk kita bersama” disaat aku merengek meminta ini itu untuk keperluan sekolahku ayah hanya mengerutkan dahi tanpa menolak beliau memenuhinya dan Cuma berfikir kemana aku harus mencari uang tambahan padahal gajih ku paspasan.
Dan tak ada tempat lagi untuk meminjam. Saat aku percaya ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untuk ku. Ayahlah yang mengabarai saudara” ku anak ku sekarang sudah sukses. Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doa ibu. Cuman beda nya ayah simpan doa itu didalam hati nya. Saat aku lulus ayah sempat tersenyum manis aku sempat menengok. Ayah sempat berlari ke belakang dan menangis.ayah menangis karena ia sangat bahagia dan berdoa ya tuhan sekarang tugas ku sudah selesai dengan baik bahagiakan putra putri kecilku yang manis. Ku akhiri tulisan ku ini dengan bait lagu Untuk ayah tercinta aku ingin bernyanyi dengan air mata di pipiku ayah dengarkan lah aku ingin berjumpa walau hanya dalam mimpi .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar